Viralaceh.com, Banda Aceh– Sejumlah tokoh dan wartawan di Aceh mengecam tindakan oknum yang mengatasnamakan wartawan dan diduga melakukan pemerasan terhadap aparat desa dengan modus melakukan konfirmasi terkait penggunaan dana desa.
Dalam percakapan yang beredar di grup WhatsApp, beberapa anggota menyampaikan keluhan terkait oknum wartawan yang datang ke gampong (desa) untuk menanyakan dana desa, namun kemudian meminta “uang minyak” atau voucher isi ulang internet dengan alasan operasional liputan.
“Kalau mau konfirmasi, ya konfirmasi saja. Kalau memang ada temuan, angkat beritanya. Jangan setelah konfirmasi soal dana desa, ujung-ujungnya minta uang recehan. Itu bikin malu,” ujar salah satu anggota grup yang mengaku sebagai bagian dari tim “Pasukan Ghoib Aceh”, Senin (30/9) lalu
Ia menyebut, modus seperti ini kerap digunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang mengaku wartawan namun bertindak di luar etika jurnalistik. “Ini bukan lagi kerja jurnalistik, tapi sudah seperti osani, olah sana olah sini,” tambahnya.
Pernyataan senada disampaikan oleh Ogk Roni Syehrani. Ia menyebut jika memang butuh dukungan transportasi atau bantuan operasional, seharusnya disampaikan dari awal secara terbuka, bukan dengan membawa-bawa nama konfirmasi jurnalistik.
“Kalau dari awal tujuannya minta uang minyak atau voucher internet, ya katakan saja. Tidak usah pakai alasan konfirmasi ini-itu. Kalau ada temuan, silakan diberitakan. Wartawan punya hak konfirmasi, bukan untuk memeras,” tegasnya.
Sementara itu, seorang wartawan dari Nagan Raya mengaku pihaknya pernah mengusir bahkan menampar oknum wartawan yang datang dari luar daerah karena ketahuan mencoba memeras kepala sekolah dan keuchik (kepala desa).
“Kami sudah terdeteksi sistem kerjanya, datang cari-cari kesalahan, lalu minta uang untuk tim keliling. Itu sudah merusak citra wartawan,” ujarnya.
Pihaknya menyesalkan masih adanya oknum yang mencoreng profesi wartawan yang semestinya menjadi pilar keempat demokrasi dan mitra kritis pembangunan di daerah.
“Kita masih banyak peluang kerja sama yang halal dan elegan. Tidak perlu dengan cara kotor seperti itu,” pungkasnya.
Mereka berharap organisasi-organisasi profesi seperti PWI, AJI, dan Dewan Pers turun tangan mengawasi serta menindak oknum-oknum yang menyalahgunakan profesi wartawan untuk kepentingan pribadi. (RO)